Advertisement
Lima Fakta Penting Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik - Boleh percaya atau tidak, hampir semua orang di Indonesia yang pernah mengalami sakit, pernah mengonsumsi obat-obatan yang termasuk dalam golongan antibiotik. Bagi orang awam, antibiotik dianggap sebagai obat yang paling murah dan mudah untuk didapatkan, untuk mengobati penyakit yang diderita.
Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik |
Namun, dibalik manfaat antibiotik, ternyata tersembunyi dampak berbahaya dari jenis obat yang satu ini, yaitu resistensi bakteri terhadap antibiotik, dimana hal ini belum banyak disadari oleh kebanyakan orang, khususnya di Indonesia. Faktanya, dari laporan WHO (Word Health Organization) terkait hasil survei mereka, disebutkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara, yang penduduknya tidak memahami bahaya dari dampak resistensi bakteri terhadap antibiotik.
Sebelum membahas lebih jauh tentang beberapa fakta yang perlu diketahui tentang resistensi bakteri terhadap antibiotik, maka ada baiknya kita ketahui terlebih dahulu, apa arti antibiotik dan resistensi antibiotik itu sendiri. Bersumber dari id.wikipedia.org, Antibiotik diartikan sebagai segolongan molekul (alami atau pun sintetik), yang memiliki kemampuan untuk menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme, khususnya proses infeksi oleh bakteri. Selanjutnya resistensi bakteri terhadap antibiotik memiliki arti ketahanan bakteri terhadap antibiotik, atau dengan kata lain turun atau hilangnya kemampuan antibiotik akibat dari bertambahnya ketahanan bakteri. Hal ini berdampak pada kekebalan bakteri terhadap obat-obatan antibiotik, akibatnya infeksi oleh bakteri yang seharusnya bisa dilawan oleh antibiotik, menjadi tak mempan lagi.
Nah, dikutip dari Time, maka redaksi SpesialTips! akan mencoba berbagi informasi tentang Lima Fakta Penting Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik. Apa saja fakta tersebut? Berikut selengkapnya.
1. Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik, Akibat Tidak Menuntaskan Anjuran Resep Dokter
Kebanyakan orang berpikir, bila sakit tak lagi dirasakan maka tak perlu lagi untuk meminum antibiotik yang telah diresepkan dalam jangka waktu tertentu. Faktanya, hal tersebut justru dapat berakibat memicu ketahanan bakteri terhadap antibiotik, karena dosis yang tidak tuntas tak mematikan bakteri penyebab infeksi.
2. Bakteri Yang Menjadi Resistan Terhadap Antibiotik, Bukannya Tubuh
Terdapat pemahaman yang salah yang dipercaya oleh kebanyakan orang, bahwa tubuh-lah yang mengalami resistensi terhadap antibiotik. Padahal, resistensi terjadi pada bakteri, sehingga efeknya antibiotik tidak dapat secara efektif menangani antibiotik.
3. Semua Orang Berpotensi Mengalami Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik
Dijelaskan oleh WHO, berdasarkan laporannya baru-baru ini, bahwa sebenarnya semua orang memiliki potensi yang sama untuk mengalami resistensi bakteri terhadap antibiotik.
4. Antibiotik Tidak Dapat Digunakan Untuk Mengobati Pilek Dan Flu
Kebanyakan orang di Indonesia berpikir pilek dan flu dapat diobati dengan antibiotik. Hal ini sebenarnya sebuah kesalahan fatal, yang dapat mengakibatkan terjadinya resistensi bakteri, pasalnya penyebab seseorang menderita pilek dan flu diakibatkan oleh virus, sementara kegunaan antibiotik bertujuan untuk mematikan bakteri.
5. Resistensi Bakteri Terhadap Antibiotik Dapat Berujung Pada Kematian
Apa dampak terburuk dari bakteri yang menjadi resisten terhadap antibiotik? Infeksi yang disebabkan oleh bakteri resisten, kerap kali mengalami kegagalan untuk merespon pengobatan konvensional, dimana akibatnya dapat berujung pada sakit berkepanjangan, serta risiko kematian lebih besar.
Nah, demikianlah informasi seputar resistensi bakteri terhadap antibiotik, semoga informasi singkat tersebut, dapat menjadi tambahan pengetahuan yang berguna, bagi sahabat SpesialTips! sekalian.
Advertisement