Advertisement
Ternyata Lulusan Sarjana Lebih Berisiko Menderita Tumor Otak - Makin tinggi pendidikan, biasanya dihubungkan dengan kualitas hidup yang lebih baik dari segi finansial, namun pernahkah terbayangkan oleh sahabat pembaca SpesialTips! sekalian, bila ternyata tingkat pendidikan hingga jenjang sarjana, diindikasikan berkaitan dengan risiko penyakit tumor otak ganas.
Ternyata Lulusan Sarjana Lebih Berisiko Menderita Tumor Otak |
Belum percaya? Berdasarkan informasi yang dikutip dari The Independent, dikabarkan bahwa baru-baru ini sebuah penelitian para ilmuwan di University College London, Inggris, mendapati sebuah fakta, dimana orang-orang yang lulus dari universitas atau lulusan sarjana, lebih mungkin alias berisiko lebih tinggi pula untuk menderita tumor otak.
Lebih jauh dijelaskan dalam penelitian tersebut bahwa, tumor ganas yang menyerang sistem saraf atau lebih dikenal dengan Glioma didapati lebih mungkin diderita oleh pria lulusan sarjana yang belajar selama tiga tahun, dibandingkan dengan mereka yang meninggalkan bangku studi pada usia 16 tahun, dengan tingkat pesentase kemungkinan sebanyak 19 persen. Tak lebih baik dibanding pria, ternyata untuk wanita yang juga lulusan sarjana, berisiko diagnosis Glioma lebih tinggi, dengan persentase kemungkinan mencapai 23 persen.
Penelitian yang juga telah dipublikasikan pada Journal of Epidemiology and Community Health, tersebut dilakukan untuk mempelajari pula hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan beberapa jenis tumor otak, seperti Glioma, Meningioma, dan Acoustic Neuroma.
Selain temuan di atas, para peneliti juga mengungkapkan bahwa pria dengan pekerjaan profesional atau jenis pekerjaan dalam tingkatan manajerial, lebih berisiko hingga 20 persen didiagnosis menderita glioma, bahkan untuk diagnosis jenis tumor Neuroma pada pria dengak kategori tersebut tingkat persentase risiko naik menjadi 50 persen. Sementara pada wanita dengan jenis dan tingkatan pekerjaan yang sama, persentase risiko diagnosis tumor otak didapati mencapai 26 persen.
Dijelaskan oleh penulis penelitian bahwa studi ini menemukan hubungan yang konsisten antara indikator posisi sosial ekonomi yang lebih tinggi dan peningkatan risiko Glioma pada kedua jenis kelamin.
Nah, demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini. Semoga, informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian.
Lebih jauh dijelaskan dalam penelitian tersebut bahwa, tumor ganas yang menyerang sistem saraf atau lebih dikenal dengan Glioma didapati lebih mungkin diderita oleh pria lulusan sarjana yang belajar selama tiga tahun, dibandingkan dengan mereka yang meninggalkan bangku studi pada usia 16 tahun, dengan tingkat pesentase kemungkinan sebanyak 19 persen. Tak lebih baik dibanding pria, ternyata untuk wanita yang juga lulusan sarjana, berisiko diagnosis Glioma lebih tinggi, dengan persentase kemungkinan mencapai 23 persen.
Penelitian yang juga telah dipublikasikan pada Journal of Epidemiology and Community Health, tersebut dilakukan untuk mempelajari pula hubungan antara tingkat sosial ekonomi dengan beberapa jenis tumor otak, seperti Glioma, Meningioma, dan Acoustic Neuroma.
Selain temuan di atas, para peneliti juga mengungkapkan bahwa pria dengan pekerjaan profesional atau jenis pekerjaan dalam tingkatan manajerial, lebih berisiko hingga 20 persen didiagnosis menderita glioma, bahkan untuk diagnosis jenis tumor Neuroma pada pria dengak kategori tersebut tingkat persentase risiko naik menjadi 50 persen. Sementara pada wanita dengan jenis dan tingkatan pekerjaan yang sama, persentase risiko diagnosis tumor otak didapati mencapai 26 persen.
Dijelaskan oleh penulis penelitian bahwa studi ini menemukan hubungan yang konsisten antara indikator posisi sosial ekonomi yang lebih tinggi dan peningkatan risiko Glioma pada kedua jenis kelamin.
Nah, demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini. Semoga, informasi tersebut dapat menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement