Advertisement
Alasan Ilmiah Mengapa Kita Tak Akan Pernah Bisa Terus Menerus Merasa Bahagia - "...Dan akhirnya, mereka pun hidup bahagia selamanya." Mungkin kita pernah atau bahkan sering mendengar ungkapan tersebut, entah itu di cerita dongeng, novel, hingga film bergenre fiksi. Uniknya, di kehidupan nyata banyak orang yang menganggap bahwa mereka bisa mendapatkan hal serupa, yaitu selamanya merasa bahagia, atau dengan kata lain terus menerus merasa bahagia.
Alasan Ilmiah Mengapa Kita Tak Akan Pernah Bisa Terus Menerus Merasa Bahagia |
Namun, pernahkah disadari bahwa sebenarnya terus-menerus merasa bahagia merupakan suatu hal yang tidak mungkin dialami sebagai manusia normal. Anda tidak setuju? Boleh saja, akan tetapi perlu diketahui bahwa dibalik pernyataan tersebut, terdapat alasan ilmiah yang mampu menjelaskan mengapa kita (manusia) tak akan pernah bisa terus menerus merasa bahagia.
Berdasarkan informasi yang dikutip dari Time, sejak tahun 1990-an, seorang psikolog terkenal, Martin Seligman membuat suatu terobosan untuk melakukan penelitian terhadap psikologi positif, dimana studi tersebut memiliki fokus utama terhadap masalah kebahagiaan manusia. Nah, sejak saat itu hampir ratusan penelitian lanjutan dan buku tentang kebahagiaan telah diterbitkan, dengan tujuan agar banyak orang mampu untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya, dan membantu kita untuk menjalani hidup yang memuaskan.
Sayangnya, didasari oleh temuan para ilmuwan pula, ternyata usaha agar dapat meningkatkan rasa bahagia terus menerus dalam hidup, adalah upaya yang hampir pasti berujung sia-sia. Pasalnya, manusia sendiri, terprogram sedemikian rupa untuk tidak pernah puas.
Alasan ilmiah lain diungkapkan oleh seorang ahli dan filsuf kebahagiaan, Jennifer Hecht, melalui bukunya yang bertajuk The Happiness Myth, disebutkan bahwa pada dasarnya manusia pernah dan memiliki berbagai (banyak) jenis kebahagiaan, akan tetapi dari jenis-jenis kebahagiaan yang dialami tersebut tak selalu bisa untuk saling melengkapi. Bahkan, diketahui pula terdapat jenis kebahagiaan yang sifatnya justru bertentangan dengan jenis kebahagiaan lainnya, sehingga membuat kita tak bisa secara bersamaan untuk memiliki jenis kebahagiaan tersebut dalam jumlah besar, dan tak bisa mendapatkannya terus menerus.
Sederhananya, rasa bahagia yang mungkin kita raih hari ini, misalnya saja bahagia memiliki kesuksesan karir, tentunya didapatkan dalam waktu panjang, dimana untuk mendapatkannya tak jarang menjumpai masalah atau pun tantangan, seperti harus bekerja keras, menghindari kesenangan-kesenangan sesaat, berusaha menjadi pasangan yang setia, dan seterusnya. Ini artinya, ketika salah satu jenis kebahagiaan meningkat, maka jenis kebahagiaan lainnya akan menurun.
Dari alasan ilmiah yang telah disebutkan di atas, telah jelas terbukti bahwa sebenarnya kita tak akan pernah bisa terus menerus merasa bahagia. Tak jauh berbeda dengan kesedihan, yang tentu pula tak selamanya dirasakan oleh seseorang. Namun, pelajaran yang bisa dipetik dari fakta unik ini, adalah bagaimana kita seharusnya bisa lebih menghargai arti kebahagiaan yang kita dapatkan sekarang, dan hidup pastinya membutuhkan keseimbangan, serta bukan hanya kesenangan semata.
Demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini. Semoga saja dapat menjadi bacaan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement