Advertisement
Penjelasan Para Ahli Tentang Dampak Penggunaan Headset Virtual Reality (VR) Bagi Anak - Perkembangan dunia teknologi saat ini, telah membawa kita pada kehadiran sebuah produk fenomenal yang memungkinkan penggunanya mampu berinteraksi dengan lingkungan dunia maya, melalui simulasi canggih berbasis sistem komputerisasi, sehingga pengguna akan merasakan pengalaman dan sensasi dunia maya yang seolah-olah menjadi nyata.
Seberapa Aman Penggunaan Headset Virtual Reality (VR) Untuk Anak? |
Dalam perjalanannya, teknologi Virtual Reality (VR) dulunya hanya bisa digunakan oleh instansi dan perusahaan tertentu saja, alasannya karena untuk membuat perangkat yang mendukung teknologi Virtual Reality, dibutuhkan biaya sangat besar dan kerumitan untuk mengoperasikannya, hingga sangat jarang bagi orang biasa untuk memiliki perangkat berteknologi canggih tersebut. Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu, kini semua orang bisa menikmati teknologi Virtual Reality menggunakan perangkat berbentuk lebih kecil dan kemudahan dalam mengoperasikannya, yang disebut sebagai headset virtual reality. Diketahui perangkat headset canggih ini, dapat dihubungkan pada berbagai perangkat elektronik, misalnya saja dengan komputer, smartphone, maupun konsol game, dan dibuat oleh beberapa pilihan berdasarkan pengembangnya, seperti headset virtual reality Oculus Rift, Samsung Gear VR, dan Playstation VR.
Sejatinya teknologi Virtual Reality dalam bentuk headset, ditujukan bagi pengguna dengan batasan usia tertentu, misalnya saja pengembang Oculus Rift dan Samsung Gear VR yang menyarankan penggunaan headset virtual reality buatan mereka, hanya pada pengguna berusia 13 tahun keatas. Hanya saja melihat kenyataan bahwa headset virtual reality lebih sering difungsikan sebagai perangkat tambahan untuk memainkan game, maka tak menutup kemungkinan banyak anak-anak yang juga ingin mencoba memainkan game tertentu dengan menggunakan perangkat headset virtual reality tersebut.
Pertanyaannya seberapa aman perangkat headset virtual reality bila digunakan oleh anak-anak? Berdasarkan informasi yang dikutip dari LiveScience, diketahui bahwa terdapat beberapa jawaban para ahli yang mengungkapkan bagaimana dampak headset virtual reality bila digunakan oleh anak-anak.
Oleh Dr. Michael Madary dari University of Mainz, salah satu ahli yang mendalami masalah penggunaan headset virtual reality, mengungkapkan bahwa tak banyak penelitian terkait dampak penggunaan headset virtual reality pada anak-anak yang pernah dilakukan. Namun, disebutkan pula olehnya, kekhawatiran terbesar dampak teknologi virtual reality pada anak adalah potensi masalah pada perkembangan psikologis mereka. Hal ini dikarenakan anak-anak akan sulit membedakan realitas fiksi atau fantasi, hingga bisa memengaruhi pemahaman mereka dari apa yang dilihat dan didengar melalui teknologi tersebut.
Selain itu, melalui sebuah penelitian di tahun 2014 yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of California dengan menggunakan tikus sebagai obyek penelitian mereka, ditemukan sebuah fakta bahwa lebih dari setengah neuron pada otak dengan fungsi utama untuk mendukung kemampuan pembelajaran spasial, akan berhenti bekerja ketika dihubungkan dengan teknologi Virtual Reality. Walaupun belum bisa dikatakan tidak aman bagi manusia, khususnya bagi anak-anak, namun menurut para ahli perkembangan otak pada anak sangatlah rentan, sehingga penggunaan headset virtual reality dalam jangka waktu lama dan cara pakai yang tidak benar akan berpotensi menimbulkan gangguan (kerusakan) pada perkembangan otak anak.
Dampak lain yang perlu untuk diperhatikan terkait dengan penggunaan headset virtual reality bagi anak adalah pengaruhnya terhadap fungsi penglihatan. Salah satu masalah penglihatan yang berpotensi diderita oleh pengguna headset virtual reality anak-anak adalah vergence-accommodation conflict, yaitu konflik pada kemampuan penglihatan antara fungsi untuk mencegah mata melihat sebuah gambar menjadi ganda dengan fungsi untuk menjaga gambar untuk tidak terlihat kabur.
Namun disisi lain, teknologi headset virtual reality bisa pula menjadi salah satu indikator untuk mengenali gejala gangguan penglihatan, misalnya saja bila seseorang merasakan sakit kepala dan kelelahan mata usai menggunakan perangkat tersebut, maka hampir bisa dipastikan bahwa ia memiliki masalah pada penglihatan, dan butuh penanganan tenaga profesional.
Melihat fakta yang telah dijelaskan di atas, maka disarankan bagi Anda para orang tua agar lebih bijaksana untuk mengawasi dan memberikan ijin kepada anak terkait dengan penggunaan perangkat headset virtual reality. Demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan kali ini, semoga bermanfaat.
Advertisement