Advertisement
Unik, Ilmuwan Ungkap Negara Dengan Bayi yang Paling Sering Mengalami Colic (Kolik) - Bagi orang tua yang memiliki bayi, maka tangisan bayi tentunya menjadi hal yang paling sering dihadapi oleh mereka. Walaupun terkesan sebagai hal yang lumrah dan wajar, bayi yang menangis bisa berubah menjadi masalah tersendiri bagi orang tua, apalagi bila mencapai tahap yang disebut sebagai colic (kolik), dimana keadaan ini mampu memengaruhi tingkat stres orang tua dan tak jarang mengakibatkan kecemasan jangka pendek ataupun depresi.
Lalu, apa sebenarnya itu colic (kolik)? Berdasarkan informasi yang dikutip dari Wikipedia, diketahui bila colic (kolik) pada bayi adalah keadaan dimana bayi sehat yang sering menangis secara berlebihan, hingga lebih dari tiga jam sehari selama setidaknya dalam rentang waktu tiga hari seminggu. Namun, tak perlu khawatir, karena colic (kolik) tidak berbahaya bagi si bayi.
Negara Dengan Bayi yang Paling Sering Mengalami Colic (Kolik) |
Membahas tentang colic (kolik) pada bayi, maka baru-baru ini terdapat sebuah penelitian unik yang mencoba untuk mengungkap negara mana saja yang memiliki bayi paling sering mengalami colic (kolik). Berdasarkan informasi yang dikutip dari The Guardian, dikabarkan bila penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari University of Warwick di Inggris tersebut, menganalisis tak kurang dari 28 hasil penelitian dari 8.700 bayi untuk menentukan prevalensi (jumlah keseluruhan kasus yang terjadi dalam suatu wilayah dan dalam waktu tertentu) colic (kolik) pada bayi di beberapa negara besar (negara industri) di dunia, yaitu Amerika Serikat, Kanada, Inggris, Belanda, Jerman, Denmark, Australia, dan Jepang.
Seperti apa hasil penelitian unik tersebut? Nah, setelah dianalisis ternyata para ilmuwan mendapati fakta bila negara dengan bayi yang paling sering mengalami colic (kolik) adalah Kanada dengan persentase jumlah bayi mengalami colik mencapai 34.1 persen. Pada urutan selanjutnya disebutkan bila Inggris dan Italia juga menjadi negara yang termasuk memiliki bayi paling sering mengalami colic (kolik). Sementara itu, dari beberapa negara yang diteliti tersebut, didapati tingkat kolik terendah ditunjukkan oleh Denmark (5,5% pada 3-4 minggu) dan Jerman (6,7% pada 3-4 minggu).
Menjelaskan perbedaan yang signifikan pada tingkat colic (kolik) pada bayi di masing-masing negara tersebut, pemimpin penelitian, Prof. Dieter Wolke, menyebutkan bila perbedaan tingkat sosial yang ditunjukkan oleh orang tua masing-masing negara melalui gaya pengasuhan, teknik menenangkan tangisan bayi oleh ibu dan pola makan, menjadi faktor paling berpengaruh terhadap colic (kolik) pada bayi. Misalnya saja pada salah satu penelitian yang berbeda di Inggris, para ilmuwan mendapati hampir tiga perempat perempuan di Inggris mulai menyusui setelah melahirkan, akan tetapi tak lebih dari setengah diantaranya yang masih mau untuk bertahan menyusui bayi mereka hingga dua bulan kemudian, tentunya hal ini juga berpengaruh besar bagi bayi untuk mengalami colic (kolik).
Baca Juga: Kerjasama Ilmuwan dan Penyanyi Ciptakan Lagu Unik yang Bisa Membuat Bayi Menjadi Lebih Riang
Nah, demikianlah informasi yang dapat SpesialTips! bagikan tentang hasil penelitian unik para ilmuwan yang berhasil mengungkap negara dengan bayi yang paling sering mengalami colic (kolik). Semoga saja informasi tersebut bisa menjadi tambahan pengetahuan yang bermanfaat bagi sahabat pembaca sekalian.
Advertisement